Sidang Senat Terbuka UIN Walisongo Semarang dalam Rangka Dies Natalis yang ke-55 dengan tema "Inovasi dan Kolaborasi: Mewujudkan Masa Depan Gemilang" telh dilaksanakan pada Rabu(09/04) di Auditorium 2 kampus 3.
Acara ini dimulai oleh pembukaan
dari Ketua Senat Akademi Prof. Dr. H. Abdul Djamil, M.A. Kemudian dilanjut
memasuki acara inti yang pertama adalah Laporan Rektor oleh Prof.Dr. Nizar,
M.Ag.
Dalam Laporan Rektor Sidang Senat
Terbuka beliau menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada civitas
akademika UIN Walisongo Semarang serta seluruh yang telah berkontribusi dalam
kemajuan UIN.
"Keberhasilan yang kita raih adalah hasil dari kerjas keras, dedikasi, dan komitmen bersama dalam menjadikan UIN Walisongo sebagai institusi pendidikan yang kompetitif dan unggul di tingkat nasional maupun internasional," katanya.
Beliau juga menyampaikan capaian
dan prestasi yang telah diraih UIN Walisongo dalam waktu silam.
"Beberapa capaian dan rekognisi telah diraih. pada aspek akademik sepanjang 2024 UIN Walisongo berhasil memperoleh prestasi yang membanggakan sebanyak 31 prodi telah memperoleh akreditasi unggul, yang mencerminkan perkembangan mutu akademik secara berkelanjutan, 12 prodi terakreditasi baik sekali, 4 prodi akreditasi baik dan 3 akreditasi baru,” tambahnya.
Isi dari materi Orasi Ilmiah yang
beliau sampaikan sangat memukau, beliau menyampaikan betapa pentingnya metode
pembelajaran Deep Learning di era sekarang.
“Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi terutama di era digital telah mengubah pola pendidikan dengan
menawarkan fleksibilitas dan interaksivitas salah satunya adalah pendekatan
yang menjadi sorotan dalam dunia pendidikan yaitu pendekatan deep learning yang
menekankan pembelajaran mendalam dan bermakna pada peserta didik. Pendekatan
ini mampu menghasilkan siswa yang dapat berpikir kritis, kreatif dan inovatif.
Dalam hal ini peserta didik tidak hanya menghafal materi tapi mampu memahaminya secara mendalam serta mampu
menghubungkannya dengan konteks nyata dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Beliau juga menyampaikan
keprihatinan atas tingkat berfikir kritis oleh siswa dizaman sekarang sangat
rendah.
"Kemampuan berfikir
kritis siswa sangat rendah. 99%hanya bisa menjawab Lots namun hanya sekitar 45%
siswa yg bisa menjawab soal HOTS,” ucap bu Fihris.
Tak lupa, Dr. Hj. Fihris, M.Ag.
menjelaskan seberapa perlu dan penting metode Deep Learning ini dapat diintegrasikan
di sistem pendidikan sekarang seperti yang sudah didukung oleh beberapa
penelitian.
"Eksplorasi lebih lanjut
mengenai Deep Learning dapat diintegrasikan dalam pendidikan menjadi hal yang
mendesak dan relevan. Pendekatan Deep Learning menekankan interaksi siswa dan
penggunaan teknologi untuk mendukung pembelajaran yang lebih personal dan
aplikatif. Pendekatan ini juga mencakup olah pikir(intelektual), hati(etika),
rasa(estetika), raga(kinestetika) secara holistik dan terpadu. Dalam konteks
pendidikan islam deep learning dapat membantu siswa mengintegrasikan
pengetahuan, baik dimensi kognitif, moral, dan spiritual. Pendekatan Deep
Learning menciptakan suasana pembelajaran yang mindful(ber kesadaran),
meaningful(bermakna), joyfull(memuliakan), yang dapat meningkatkan keterlibatan
dan modifikasi siswa dalan pembelajaran.Penggunaan teknologi dalam deep
learning dapat membantu institusi pendidikan, meningkatkan efisiensi, memangkas
biaya operasional, dan memberikan visibilitas yang lebih komprehensif terhadap
peningkatan kualitas pendidikan islam secara keseluruhan," Tambahnya.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor
tersebut, integrasi deep learning dalam pendidikan Islam tidak hanya relevan
tetapi juga mendesak untuk memastikan bahwa pendidikan Islam tetap efektif dan
sesuai dengan kebutuhan zaman.
Di akhir orasinya, Bu Fihris menyampaikan peran dari deep learning sebagai
pendekatan yang inovatif dan transformatif.
"Salah satu bentuk
inovasi yang ditawarkan oleh deep learning adalah personalisasi pembelajaran
bahwa setiap peserta didik memiliki cara belajar yang berbeda, sehingga
memungkinkan adanya fleksibilitas dalam penyampaian materi yang disesuaikan
dengan potensi dan minat individu," tutupnya.
Integrasi metode Deep Learning
dalam sistem pendidikan menjadi kebutuhan mendesak untuk menciptakan lulusan
yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kedalaman
spiritual dan moral. Semoga UIN Walisongo terus berinovasi dan berkolaborasi
dalam mewujudkan masa depan pendidikan Islam yang gemilang.
Penulis : Lana Husniyyah (Kominfo HMJ PAI UIN Walisongo Semarang)