Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (DEMA FITK) menyelenggarakan Pelantikan dan Dialog Publik pada Rabu (24/01) di Auditorium 1 kampus 1 UIN Walisongo Semarang secara tatap muka.
Diadakannya kegiatan pelantikan ini bertujuan untuk melantik Dewan dan Kementerian yang berjumlah 47 orang, terdiri dari Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Muhammad Hafiidhun Alim, selaku ketua panitia menyampaikan bahwa pelantikan adalah awal dari kepengurusan, serta harus memegang amanah yang harus dijalankan.
"Pelantikan ini merupakan gerbang awal bagi pengurus yang akan menjalankan mandat, dan amanah yang akan dijalankan," ucapnya.
Pada akhir sambutannya, Ia memberikan motivasi kepada seluruh lembaga untuk lebih mengasah kemampuannya, bukan malah berkeluh kesah.
"Nikmatilah dengan banyak mengasah, bukan dengan berkeluh kesah," tambahnya.
Muhammad Syahrul Himawan, selaku Ketua DEMA FITK menyampaikan pesan singkat kepada para pengurus agar tetap menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya.
"Jangan lupakan amanah yang sudah diberikan kepada kita, amanah ini merupakan amanah yang telah diberikan oleh FITK dan harus dijalankan dengan sebaik-baiknya," tuturnya.
Muhammad Hafid Rafi, sebagai ketua Senat Mahasiswa Fakultas (SEMA F) menitipkan pesan untuk mengutamakan kekompakan dan melaksanakan program kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan.
"Utamakan kekompakan dan laksanakan proker yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa FITK, dan awali dengan menjalankan hal-hal baik agar bisa menjadi lebih sukses," ungkapnya.
Wakil Dekan 3 FITK, Prof. Dr. H. Muslih, M. A juga memberikan pesan penutup mengenai niat dalam berorganisasi untuk memberikan kontribusi, bukan malah mendapatkan keuntungan dari organisasi.
"Jadikanlah niatmu berorganisasi untuk memberikan kontribusi, bukan mendapatkan keuntungan dari organisasi," pungkasnya.
Setelah sambutan, acara dilanjut dengan pelantikan yang diikuti oleh seluruh lembaga. Pelantikan ini diikuti dengan antusias oleh para anggota, hal tersebut dibuktikan dengan jumlah peserta yang melebihi jumlah kursi dalam ruangan.
Penulis: Aisyah Rosy Khumairo dan Shofa (Kominfo HMJ PAI UIN Walisongo Semarang)