Makalah adalah salah satu produk karya tulis ilmiah yang
ditulis oleh seseorang. Menulis sebuah makalah bukanlah hal yang sulit, melainkan
hanya membutuhkan kejelian untuk melihat situasi dan kondisi yang menuangkannya
sebagai ide penulisan. Selain
itu dibutuhkan kemampuan menulis yang baik berdasarkan
kaidah penulisan karya tulis
ilmiah. Makalah biasanya digunakan oleh mahasiswa untuk
mempresentasikan hasil pelaksanaan tugas yang dibebankan oleh dosen. Makalah yang ditugaskan
oleh dosen kepada mahasiswa sebagai tugas kelompok dan dipresentasikan di dalam
kelas, merupakan upaya pendewasaan bagi mahasiswa. Dengan menerapkan
pembelajaran dan pemahaman secara mandiri, kemudian diaktualisasikan dengan
praktek menjelaskan pemahaman tersebut kepada mahasiswa lain dalam lingkup kelas. Itu semua adalah bentuk pendewasaan mahasiswa dalam
kuliah.
Presentasi adalah
berbicara atau berkomunikasi di hadapan orang banyak untuk menyampaikan, ide,
gagasan, ataupun materi tertentu. Supaya berjalan dengan baik, presentasi harus
disiapkan dengan matang agar maksud yang disampaikan presentator dapat diterima
dan difahami para audien. Presntasi yang baik akan mengantarakan kepada
keberhasilan presentasi yang dapat dilihat melalui fahamnya audiens dan
aktifnya diskusi tanya jawab pada sesinya. Namun, apabila presnter tidak
menguasai materi atau tidak menyiapkan presentasi dengan baik tentu akan sangat
berdampak pada presentasi yang akan disajikan. Audiens akan kebingungan, tidak
faham, dan tidak akan memebrikan perhatiannya kepada presenter yang sedang
melakukan presentasi. Kenyataannya inilah yabg kerap terjadi dan menjadi salah
satu penghambat dalam proses perkuliahan.
Dalam upaya menjadi
presentator yang baik, yang harus dilakukan adalah: Pertama, Menguasai materi
apa yang ingin disampaikan kepada audien. Pendalaman materi sangat
penting dilakukan sebelum
presentasi. Pasalnya jika presentator tidak terlalu
menguasai materi yang disampaikan, tentunya akan membuat audien ragu tentang
apa yang disampaikan yang bisa mengakibatkan kurangnya rasa simpati terhadap
presentator. Kedua, menyampaikan presentasi dengan cara bercerita. Dengan
menyisipkan cerita-cerita yang relevan dengan materi yang dibahas akan membuat suasana
menjadi lebih hidup dan memudahkan audien dalam menceran materi yang dibawakan.
Ketiga, berinteraksi dengan audien agar suasana lebih hidup. Hal demikian bisa
memompa semangat audien agar lebih memerhatikan apa yang sedang dipaparkan oleh
presentator.
Makalah sebagai bahan
diskusi yang ditugaskan oleh dosen berdasarkan kelompok, kerap kali dalam proses
pembuatannya didasarkan atas pembagian sub bab tertentu. Mahasiswa cenderung memilah setiap
isi pembahasan dan mengerjakannya sesuai sub pembahasan yang didapatkan
berdasarkan pembagian yang telah disepakati. Akibatnya kesenjangan pemahaman
utuh terhadap suatu ide yang dibahas. Alhasil ketika diskusi berlangsung dan
mendapati persoalan di luar sub pembahasana, mahasiswa akan mengalami kesulitan
untuk mencerna persoalan tersebut dan tidak mampu mengidentifikasi jawaban atas
persoalan itu.
Seharusnya tiap individu yang berada
dalam kelompok membahas tuntas semua ide yang ada di dalam pembahasan, kemudian
mendiskusikannya untuk saling bertukar isi pikiran. Sinergi semacam inilah yang telah luput dari dalam
diri mahasiswa.
Padahal
upaya ini akan melancarkan proses presentasi yang mudah dipahami dan menarik
minat audien.
Di lain sisi, pengiriman
bahan diskusi kelas atau makalah seringkali dikirim ke dalam forum kelas pada
tengah malam. Padahal
tengah malam tentunya para mahasiswa telah merebahkan badannya, terlelap tidur
menyembuhkan lelah yang menempel dari kehidupan. Padahal tidak selayaknya kebiasaan
seperti itu terus menerus dilakukan. Kebiasaan ini yang akan berdampak buruk kepada mahasiswa.
Sudah seharusnya bagi seorang
mahasiswa yang mendapatkan tugas makalah menyelesaikan pekerjaannya tidak
terlalu mepet. Hal ini
dilakukan guna memperdalam
keluwesan materi yang akan disampaikan dan pengirimannya tepat waktu. Tepat
waktu yang dimaksud ialah satu atau dua hari sebelum makalah tersebut dipresentasikan,
sehingga para mahasiswa dapat mempelajari terlebih dahulu dan menganalisanya
terlebih dahulu.
Sebagian para mahasiswa
menganggap remeh hal yang dasar tersebut, bahkan menjadikannya seolah-olah
tiada artinya. Sekedar menyelesaikan tugas yang diberikan tanpa menyadari
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Pendewesaan yang ingin dicapai ini kemudian terhalang oleh
sifat apatis-pragmatis
yang lambat laun
menciderai generasi penerus
bangsa.