Dakwah dalam Media Sosial Sebagai Penyebar Kebaikan
Penyiaran agama dan pengembangannya di kalangan masyarakat ataupun
seruan untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama merupakan arti
dari dakwah. Penyiaran agama sering kali kita temui dalam kegiatan masyarakat yang
dilakukan secara tatap muka, karena adanya covid-19 maka seluruh
kegiatan masyarakat yang dilakukan secara berkerumun berubah melalui media
sosial, begitu juga dalam berdakwah.
Media sosial merupakan media online untuk mendukung
interaksi sosial beserta para penggunanya dapat dengan mudah berpartisipasi,
berbagi, dan menciptakan jejaring sosial maupun dunia virtual. Karena
kemudahannya dalam berbagi dan menciptakan jejaring sosial, maka media sosial
dapat membantu berdakwah dengan harmonis tanpa adanya paksaan ataupun kekerasan
fisik.
Berdakwah di media sosial tentu memiliki banyak manfaat, salah
satunya yakni pengguna media sosial atau khalayak dapat menonton konten-konten
video tentang dakwah yang dibagikan untuk mengisi waktu kosong mereka dengan
hal yang bermanfaat dan nantinya akan di share kepada orang-orang yang tidak
mempunyai android.
Karena terdapat batasan ruang dan waktu dalam dakwah secara tatap
muka. Maka, di perlukannya media sosial supaya dapat menjangkau lebih banyak
masyarakat serta dapat di lihat dan di pelajari kapan saja, tanpa khawatir
tertinggal informasi yang disampaikan oleh pendakwah.
Tak hanya berbentuk tulisan, dakwah menggunakan mengunakan media
sosial juga dapat di lakukan secara audiovisual seperti facebook, twitter,
maupun youtube yang mana seperti dakwah secara tatap muka supaya pesan yang
ingin disampaikan bisa lebih detail meskipun hal tersebut secara online.
Media Sosial Sebagai Tempat Perdebatan dalam Dakwah
Semakin berkembangnya teknologi informasi membuat aneka ragam media
komunikasi yang bersaing dalam memberikan informasi ke media sosial tanpa batas
walaupun terdapat dampaknya di antaranya yaitu berdampak positif maupun
berdampak negatif.
Media sosial yang seharusnya digunakan sebagai pendukung interaksi
sosial, justru malah terdapat para oknum yang menggunakan media sosial sebagai
perdebatan, bahkan masalah dakwah. Karena tidak semua pendakwah menginginkan
perdebatan, maka orang-orang seperti itu disebut oknum.
Di masa sekarang ini, tentu tidak sedikit oknum yang membuat
perdebatan masalah dakwah, pasalnya ada yang kurang faham tentang agama ada
juga yang memang secara sengaja melakukan hal tersebut.
Penyalahgunaan hal tersebut dilakukan para oknum supaya dapat
meningkatkan popularitasnya seperti pada platform youtube yang gencar-gencarnya
terjadi perdebatan antar pendakwah, seperti halnya Abuya Uci dengan Wahabi
tentang mengirim Al-Fatihah kepada orang mati.
Hal tersebut bisa jadi dilakukan karena sang pemilik akun ingin bisa
memiliki flowers yang banyak setelah itu mendapatkan uang ataupun hanya memberikan
gambaran perdebatan untuk mendukung salah satu pihak.
Meski demikian, penyalahgunaan hal tersebut dalam platfrom facebook
dan twitter kerap dilakukan para oknum supaya dapat meningkatkan popularitasnya
dan bisa dikenal oleh banyak orang bahkan sampai di luar negeri.
Penulis : Nur Rozikin