Divisi pendidikan dan penalaran himpunan mahasiswa jurusan PAI menggelar kajian rutin PAI edisi ketiga secara online melalui zoom meeting pada jumat (9/7). Kantin edisi ketiga mengangkat tema pembahasan mengenai "Merdeka Belajar-Kampus Merdeka; Interpretasi dan Implementasi". Kantin PAI edisi ketiga terbilang spesial karena dipandu langsung oleh ketua jurusan PAI, Dr. Fihris, M.Ag.
Kampus merdeka merupakan program yang digagas oleh Kemendikbudristek di bawah kepemimpinan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim. "Kebijakan baru ini memberikan hak otonom bagi lembaga pendidikan perguruan tinggi di seluruh Indonesia baik PTN maupun PTS. Dalam kebijakan ini kampus-kampus di Indonesia bebas menentukan arah kultur bagi pendidikan mahasiswanya." tutur Nazilir Rohmat saat memantik sedikit bagian materi kajian.
Tujuan kajian ini adalah memperkenalkan dan menjelaskan kebijakan baru Kemendikbudristek yaitu kampus merdeka. Kampus merdeka sendiri pada awal tahun 2021 telah merilis pendaftaran dan program bagi peserta angkatan keduanya setelah pertama kali diluncurkan pada awal tahun 2020.
Pada kesempatan ini, ketua jurusan menjelaskan banyak hal mengenai kebijakan ini mulai dari implementasinya, tahap perencanaan, hingga eksekusinya. Di antara pembahasannya adalah mengenai penghitungan sks apabila mengikuti perkuliahan di program studi yang lain. Ketua jurusan menuturkan bahwa nantinya akan diadakan ekuivalensi agar mata kuliah yang dipelajari dari program studi lain bisa terhitung. Dengan demikian mata kuliah wajib PAI yang ditinggalkan bisa tergantikan.
Sesi tanya jawab yang berlangsung setelah pemaparan materi dipadati oleh beberapa penanya dari mahasiswa PAI mulai angkatan 2019 hingga 2021. Pada kesempatan kajian kali ini, acara juga diramaikan dengan hadirnya para calon mahasiswa baru PAI angkatan 2021. Setelah sesi dokumentasi dilaksanakan, kajian rutin edisi ketigapun ditutup oleh pembawa acara, Muna Rifdatuzzakiyah.
Penulis : Abdul Hanif Fauzi (Kominfo HMJ PAI UIN Walisongo 2021)
