Pilihan Tragis, Mendatangkan Gerimis
Kau datang tanpa arah
Menghinggap tanpa celah
Entah hanya singgah
Ataupun terjebak pasrah
Kau, selalu bersinar
Menyinari bintang yang kelam
Memberi cahaya sang rembulan
Menepis tangisan sang surya malam
Kau yang menaburkan berjuta benih cahaya
Lantas mengapa kalah dengan gelombang hitam?
Yang membuat kami kehilangan
Dan bercucuran hujan
Menghinggap tanpa celah
Entah hanya singgah
Ataupun terjebak pasrah
Kau, selalu bersinar
Menyinari bintang yang kelam
Memberi cahaya sang rembulan
Menepis tangisan sang surya malam
Kau yang menaburkan berjuta benih cahaya
Lantas mengapa kalah dengan gelombang hitam?
Yang membuat kami kehilangan
Dan bercucuran hujan
Penulis : Nur Rozikin (HMJ PAI Angkatan 2020)
Bukankah begitu?
Meski bulan dan matahari tampak bergantian
Bukankah langit itu yang tetap kita tatap
Meski kendor pipi dimakan usia
Bukankah kau juwita yang tetap kucinta
Meski bulan dan matahari tampak bergantian
Bukankah langit itu yang tetap kita tatap
Meski kendor pipi dimakan usia
Bukankah kau juwita yang tetap kucinta
Sudah, jangan kau bertanya lagi
Mengapa begini dan begitu
Bukankah Ikan tak pernah capai berenang
Waktu tak pernah capai berjalan
Begitu jua aku tak pernah capai mencintaimu
Penulis : Muhammad Najwa Maulana (HMJ PAI Angkatan 2020)