Dunia makin kalut ya dik,
Belum juga susu dapat terbeli
sudah meledak bom bunuh diri
Entah jihad atau jahat
Yang pasti nurani mereka sudah ditinggal di kandang sapi
Seperti celeng yang penuh amarah
Nafsu mereka tak lagi terarah
Pandemi belum juga usai dik,
Sudah marak saja saling makan jatah orang
Tak peduli anggaran kesehatan
Tak ada beda bantuan kemanusiaan
Asal perut kenyang dan bisa booking artis untuk semalam
Tak masalah masuk bui, paling hukumannya cuma sehari
Miris ya dik,
Aku hampir tak bisa membedakan
Mana orang mana celeng
Mereka sama-sama rakus lagi serakah
Hari ini masih PSBB, dik
Aku tak bisa mengantarmu pulang kampung
Mungkin kau bisa ikut aku jalan-jalan,
Ke mall atau ke pantai
Ke acara pernikahan artis atau ke acara konser pejabat
Tenang saja, di sana kita aman
Pagi tadi aku berjalan di hati negeri kita yang murung dan gamang
Aku melihat tukang becak begitu bijak dan berhati-hati membawa penumpang,
Mungkin pemerintah juga seperti itu
Aku mengembara bersama masker dan handsanitizer
Sekedar menjenguk ibu yang begitu kuat memikul keresahan anak-anaknya
Tim medis nampak letih mengurus pasien yang jumlahnya tak kunjung menyusut
Dengan seperangkat alat perang, mereka memeluk erat negeri yang gamang
Hati mereka yang tulus berkata
"Sudah, badai pasti berlalu"
Penulis : Muhammad Najwa Maulana (HMJ PAI Angkatan 2020)