Bagaimana bisa aku berharap virtual ini menjadi nyata,
Ketika semua terasa mustahil tuk kembali sedia kala
Termenung,
Rasanya percuma
Hingar bingar keributan diskusi di kelas
Layaknya hilang tanpa bekas
Jejaknya terhapus, mengudara, dan terbebas
Aku merindui peluk hangat yang dibiarkan kebas
Dariku siswa virtual,
Yang belum mencicipi suasana yang faktual
Kapan semua menjadi lebih dekat ?
Haruskah menunggu semua terikat
Dalam perlindungan yang kusebut obat
Jika semua ini perlu,
Kapan giliranku untuk maju
Hariku tak melulu tentang menunggu
Meski jujur, hati ini tetap ikhlas walau waktu berlalu
Sebut saja aku mentari,
Yang ikhlas menuruti titah-Nya
Tanpa mengeluh, melihat manusia melakukan hal yang sia
Sebut saja aku ikhlas
Yang dimiliki mentari dalam hidup dan tugasnya
Titah yang tertulis,
Menjadi takdir yang sepatutnya dilakukan secara optimis
Karena titah-Nya,
Berupa bunga yang harum semerbak
Yang menjadi manfaat, menuai asa bagi pemiliknya
Penulis : Azka Nurfadila (Kominfo HMJ PAI 2021)