“MENYERUKAN KEMBALI KONSEP BELAJAR
SEPANJANG HAYAT: SAMA-SAMA HARUS BELAJAR”
Diajukan untuk
mengikuti kompetisi essay
HARI LAHIR
PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM Ke 50
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
Disusun oleh :
Khilda Nur
Lutfiyana
Program Studi
PAI
UNIVERSITAS
ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA
“Menyerukan Kembali Konsep Belajar Sepanjang Hayat: Sama-Sama Harus Belajar”
Pendahuluan
Virus Covid-19 yang ditetapkan oleh WHO sebagai pandemi global telah melanda Indonesia kurang lebih delapan bulan terakhir ini. Hampir seluruh aspek kehidupan turut terdampak adanya virus tersebut mulai dari aspek ekonomi, sosial dan tidak terkecuali aspek pendidikan. Dalam dunia pendidikan, pembelajaran yang semula berlangsung di ruang kelas dengan tenaga pendidik dan fasilitas pendidikan yang lainnya, kini terpaksa bermigrasi ke pembelajaran Dalam Jaringan (daring) karena adanya kebijakan dari pemerintah yang memberlakukan belajar dari rumah guna mencegah pelonjakan penyebaran virus Covid-19 tersebut.
Tidak dipungkiri, bahwa peserta didik baik dari tingkatan sekolah dasar maupun pendidikan tinggi sudah terbiasa mendapat pembelajaran secara tatap muka (langsung) dengan ruang kelas sebagai tempat utama kegiatan pembelajaran serta interaksi langsung antara pendidik dengan peserta didik. Kebiasaan tersebut sudah mengakar kuat, namun akibat adanya kebijakan untuk melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), mereka mau tidak mau harus membiasakan diri melakukan kegiatan belajar dengan perantara utama yaitu gawai taupun perangkat komputer lainnya karena dalam kondisi apapun kegiatan pendidikan tidak bisa diberhentikan.
Pembelajaran Dalam Jaringan (daring) sebelumnya sudah digadang-gadang akan diberlakukan sebagai upaya responsif terhadap adanya Revolusi Industri 4.0. Namun tak sedikit pihak yang belum siap akan penerapan pembelajaran semacam itu dengan dalih ketidaksiapan fasilitas, sumber daya manusia, ataupun sebab yang lain dan kali ini, semua pihak telah “dipaksa” untuk melakukan kegiatan pembelajaran tanpa tatap muka (dalam jaringan) seperti halnya konsep pembelajaran era Revolusi Industri 4.0, adapun yang memaksa semua itu terwujud adalah kehadiran virus Covid-19.
Penerapan Pembelajaran Dalam Jaringan (daring) bukan tidak ada kendala. Dalam keberlangsungan pembelajaran semacam itu, muncul masalah dan masalah yang turut mewarnai dunia pendidikan akibat Covid-19 ini. Permasalahan tersebut bisa saja dari peserta didik, pendidik, orangtua maupun sebab yang lain, seperti yang marak diperbincangkan tentang kejenuhan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran daring karena banyaknya tugas yang menumpuk, belum lagi peserta didik yang mengalami susah signal di tempat tinggalnya, menilik Sumber Statistik Potensi Desa Indonesia 2018 (BPS) yang mencatat sebanyak 13.720 desa (16,3 %) di Indonesia masih tidak sinyal internet atau sinyal telepon seluler. Beberapa persen desa yang lain masih belum penuh siyal 3G nya. Selain itu juga banyak yang tidak memiliki perangkat komputer, gawai/gadget/laptop yang mendukung kegiatan pembelajaran daring.
Kompleksitas permasalahan keberlangsungan kegiatan belajar mengajar akibat dampak Covid-19 tidak dapat diselesaikan dengan hanya satu pendekatan saja. Sebuah masalah yang selayaknya telah mengundang setiap diri, terlebih seorang pendidik untuk dapat menghadirkan solusi dan kreasi serta inovasi dalam penerapan pembelajaran dalam jaringan, sehingga pembelajaran semacam itu tetap akan sampai pada tujuan utama pendidikan.
Namun, kenyataan di lapangan, tak sedikit pendidik yang sudah mulai terbata-bata dan bahkan stuck dalam menggali inovasi dan kreatifitas memberikan pembelajaran dalam jaringan kepada peserta didik. Hal tersebut terjadi karena masih adanya tenaga pendidik yang belum sepenuhnya melek digital dan minimnya kemauan untuk meng-upgrade diri terhadap situasi sehingga yang terjadi adalah pembelajaran daring dilakukan dengan hanya memindahkan materi ajar dan tugas dalam jaringan, tanpa mencoba berkreasi terhadap cara lain penyampaian substansi materi.
Pandemi: Menampakkan kekurangan
Dalam catatan sejarah, pagebluk yang mengadirkan penanda akan ada banyak hal yang berbeda dan berubah. Ia juga meggariskan sebuah batas yang jelas terkait konsekuensi bagi setiap pilihan, reaksi dan solusi dalam menghadapinya.
Setiap pagebluk yang kehadirannya lebih sering dikeluhkan meskipun sebenarnya juga memberikan peluang ketika ia menampakkan kekurangan dan kesalahan yang bahkan tak terpikirkan sebelum hadirnya pagebluk tersebut. Bagi diri yang mudah menyerah dan selalu meratap kehadirannya selalu menjadi ketidaknyamanan dan menjadi sebuah bencana. Namun, untuk setiap diri yang optimis dan berkemauan untuk berubah, pagebluk yang memberikan dampak pada setiap aspek kehidupan menghadirkan peluang dan menantang untuk ditaklukkan
Seperti halnya pendemi Covid-19 yang mendampak pada aspek pendidikan. Ia terbukti telah mengubah banyak aspek dalam pendidikan saat kedatangannya. Covid-19 juga telah menampakkan bahwa selama ini masih ada banyak hal dalam dunia pendidikan yang semestinya masih harus dikembangkan, tidak hanya dari fasilitas pendidikan saja, pelaku pendidikan juga perlu sadar untuk terus belajar.
Belajar Sepanjang Hayat
Kesadaran untuk terus belajar sejalan dengan konsep pendidikan sepanjang hayat (Long Life Education) yang digagas oleh John Dewey. Menurut Sulaiman (1992) pendidikan dapat berlangsung setiap saat, di manapun dan kapanpun tanpa ada batasan usia. Konsep pendidikan sepanjang hayat ini sangat relevan dengan konsep pendidikan merdeka belajar yang diusungkan oleh menteri pendidikan, Nadiem Makarim.
Konsep pendidikan sepanjang hayat sebenarnya sudah digulirkan dalam hadits Rosulullah SAW, “Utlubul ‘Ilma minal Mahdi ilal Lahdi” yang artinya “Tuntutlah ilmu sejak buaian hingga liang lahat” (HR. Bukhori).
Pendidik Juga Harus Belajar
Menilik konsep di atas serta kondisi pendidikan saat ini, sebenarnya yang perlu untuk belajar tidak hanya peserta didik saja, tenaga pendidik meskipun telah menempuh pendidikan jenjang sarjana, magister atau bahkan doktor juga tidak ada alasan untuk tidak selalu belajar. Kesemuanya sama-sama perlu untuk senantiasa belajar. Dalam menghadapi kondisi pendidikan sekarang ini, diperlukan tenaga pendidik yang kreatif dan juga inovatif, minimal menguasai “kekinian pendidikan”, dalam arti tenaga pendidik harus berkesadaran akan long life education serta berusaha menjadi adaptive learner, sehingga dalam kondisi dan perubahan apapun dalam dunia pendidikan tenaga pendidik tidak gagap dalam menyesuaikan diri yang nantinya akan membawa pendidikan menjadi berkualitas.
Tenaga pendidik harus berupaya menciptakan kreatifitas dan inovasi dalam pemberian pembelajaran dalam jaringan, sehingga fokusnya bukan hanya penuntasan materi dalam kurikulum, melainkan benar-benar membelajarkan peserta didik, sehingga tidak terjadinya ketimpangan-ketimpangan yang dikhawatirkan akan terjadinya learning loss. Tidak hanya itu, tenaga pendidik juga harus berupaya membelajarkan peserta didik yang tidak memiliki fasilitas terkendala hal slain sehingga tidak bisa mengikuti pembelajaran daring, tentang bagaimana bentuk pembelajarannya tenaga pendidik dan juga pimpinan lembaga sekolah harus bersinergi untuk tetap mengupayakan pembelajaran peserta didik di masa pandemi ini, baik yang dapat mengikuti pembelajaran daring ataupun yang tidak.
Kecakapan utama, selain pada aspek kognitif yang harus dimiliki tenaga pendidik untuk memberikan pembelajaran dalam jaringan (daring) adalah kecakapan digital karena pembelajaran dalam dunia pendidikan saat ini utamanya adalah dalam ruang digital. Setiap tenaga pendidik yang memang sudah mumpuni dalam digital harus terus berupaya belajar dalam menciptakan pembelajaran dalam jaringan yang tidak membosankan, efektif dan tidak luput dari tujuan pendidikan, adapun tenaga pendidik yang masih gagap dalam dunia digital harus mengupayakan untuk mengembangkan diri, belajar lagi tentang digital, terlebih yang diperlukan dalam menunjang pembelajaran daring serta juga harus mengupayakan berkreasi serta berinovasi dalam memberikan pembelajaran dalam jaringan demi tercapainya tujuan pendidikan meskipun dalam kondisi tidak nyaman akibat Covid-19.
Penutup
Pandemi virus Covid-19 yang melanda Negara Indonesia sehingga hampir seluruh aspek kehidupan terkena dampaknya, tak terkecuali dalam bidang pendidikan. Kehadirannya yang telah memberikan perubahan mendadak dalam dunia pendidikan harus disikapi, disiasti serta diatasi dengan upaya yang efektif, kreatif dan inovatif. Pemberlakuan belajar daring merupakan tantangan baru yang harus dihadapi oleh semua pelaku pendidikan, baik peserta didik, pendidik dan juga lemabag sekolah. Pendidik sebagai pelaku utama dalam memberikan pembelajaran daring harus berupaya membelajarkan peserta didik dengan semestinya, tidak hanya membelajarkan saja, pendidik juga harus belajar untuk mengembangkan dirinya terkait kecakapan digital dan juga kreatifitas serta inovasi yang solutif guna terwujudnya pembelajaran daring yang efektif dan mampu mencapai tujuan pendidikan. Kesadaran untuk terus belajar memang sangat perlu untuk terus dipupuk, sehingga setiap pelaku pendidikan terutama pendidik akan dapat menjadi adaptive learner yang mampu bertahan dan menyesuaiakn diri terhadap segala perubahan apapun dalam dunia pendidikan.
Sumber Bacaan
Yoesoef, Soelaiman. 1992. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Yusuf, Arba’iyah. 2012. Long Life Education: Belajar Tanpa Batas. Jurnal Pedagogia
Vol. 1 No. 2.
https://pontianakpost.co.id/kreatifitas-guru-dan-inovasi-pjj-di-masa-pandemi-covid-19/
(Diakses pada 01 Oktober 2020 pukul 20.15 WIB)
https://www.kompasiana.com/miarti/5f4fb35f097f362d637aa642/guru-pembelajar-
guru-yang-berbekal-kefasihan-global. (Diakses pada 01 Oktober 2020 pukul 20.30
WIB)
https://www.google.com/amp/s/jogja.tribunnews.com/amp/2020/07/29/permasalahan
kompleks-pembelajaran-daring-mulai-siswa-hingga-pengajar-temui-hambatan.
(Diakses pada 01 Oktober 2020 pukul 20.40)
https://m.mediaindonesia.com/read/detail/342733-belajar-berubah. (Diakses pada 03
Oktober 2020 pukul 15.15)
https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/niafirdayanti1528078126092/gu
u-pembelajar-sepanjang-hayat. (Diakses pada 03 Oktober 2020 pukul 15.20)
https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/208035/guru-dan-pembelajaran
sepanjang-hayat. (Diakses pada 03 Oktober 2020 pukul 20.20)
https://www.suara.com/yoursay/2020/04/14/115006/meningkatkan-kualitas-diri-guru
juga-harus-menjadi-siswa (Diakses pada 04 Oktober 2020 pukul 21.00)
(Tulisan ini merupakan juara 2 dari Lomba Esai Semarak Harlah PAI ke-50)